Halaman terakhir

 

 

 

Yan apa kabar?

Sudah berapa lama ya kita tidak bertukar pesan? Rasanya baru kemarin kamu menemaniku berburu barang di toko online sampai tengah malam. Aku yang panik bercerita soal bunyi piring yang tiba-tiba berdenting didapur.

Malam rabu kliwon cit— begitu katamu

aku tidak paham soal makna hari-hari itu. Lalu kamu membuat suasana mencair,

Biasanya arwah para kodok yang telah mati ikut menyelinap ke dapur rumah warga

Percakapan yang tidak teratur itu justru saat ini sangat ku rindukan. Kita lanjut lagi mencari topik soal masa depan, tugas kuliah, impian, dan lain-lain. Berharap bahwa percakapan ini tidak akan terputus. Aku memang egois, mengingkan mu singgah namun aku sendiri yang mencoba pergi.

Tapi salah siapa yan?

Aku bukan perempuan yang bisa dengan gampang mengubah prinsip seseorang. Kita berbeda namun aku berusaha untuk berdampingan dengan perbedaan yang kamu miliki. Bukan aku tidak sabar yan, hanya saja aku tidak ingin jika kamu nanti meninggalkan prinsip yang sudah kamu bangun hanya karena diriku.

Padahal masih banyak cerita yang ingin sampaikan. Padahal malam itu aku sangat ingin minum jahe hangat. Aku ingin mendengar sajak-sajakmu lagi, walaupun dalam baitnya tak pernah sedikitpun ada tentang diriku. Aku bukan perempuan dengan sejuta pesona, aku juga bukan perempuan dengan otak cemerlang. Aku hanya lah aku yang selalu bangga akan semua pencapaianmu. Seburuk apapun orang memandangmu, bagiku kamu Adrian yang paling hebat. Terimakasih ya, kini ku tutup certita tentang dirimu. Sampai bertemu di versi yang terbaik!

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sudah ku putuskan

Hujan di penghujung tahun 2019